Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tantangan Pemanfaatan Potensi Kelautan NTT

Minggu, 23 Juni 2024 | Juni 23, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-06-23T15:12:26Z


Oleh DR. Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, SSiT,. M.Mar

Pengamat Maritim Ikatan Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC)


Nusa Tenggara Timur (NTT), adalah sebuah provinsi di Indonesia yang memiliki 22 kabupaten/kota sekaligus mempunyai laut mencakup luas laut 191.484 kilometer persegi.


Ini jauh lebih luas dibandingkan daratan yang hanya 47.932 kilometer persegi. Karuan saja potensi kelautan demikian sangat besar dan melimpah.



Namun, masih ditemukan ketidakmampuan sejumlah pihak (termasuk Pemprov NTT) untuk mengoptimalkan potensi kelautan, maka ini menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kesejahteraan masyarakat setempat.


Banyak masyarakat NTT masih bergantung pada sektor pertanian darat yang kurang produktif, dan sering menghadapi masalah seperti kekeringan. Padahal, wilayah laut yang luas menawarkan peluang besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.


Kekayaan laut NTT termasuk berbagai jenis ikan, terumbu karang, dan biota laut lainnya. Keanekaragaman hayati ini memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan sektor perikanan dan pariwisata bahari.


Sayangnya, kurangnya infrastruktur dan teknologi modern sering menghambat pemanfaatan yang efektif dari sumber daya ini.


Laut di NTT merupakan bagian dari Coral Triangle, wilayah laut dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Ini berarti bahwa NTT memiliki salah satu ekosistem laut paling kaya dan produktif yang dapat mendukung berbagai aktivitas ekonomi seperti penangkapan ikan dan ekowisata.

Tapi potensi ini belum dioptimalkan sepenuhnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.


Potensi kelautan yang melimpah seharusnya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi lokal. Dengan pengelolaan yang baik, sektor perikanan dan pariwisata bahari dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan.


Di mana NTT memiliki potensi wisata yang luar biasa untuk dikembangkan, terutama melalui pemanfaatan kekayaan lautnya yang melimpah.


Dengan panjang garis pantai sekitar 5.700 kilometer dan luas laut mencapai 15.141.773,10 hektare, NTT menawarkan keindahan alam yang menakjubkan serta beragam sumber daya laut yang siap dieksplorasi.


Pantai-pantai eksotis, terumbu karang yang kaya, dan ekosistem laut yang beragam menjadikan NTT destinasi menarik bagi wisatawan domestik dan internasional.


Pengembangan sektor pariwisata yang terintegrasi dengan konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal dapat menciptakan peluang ekonomi signifikan, mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah, serta membuka lapangan kerja baru bagi penduduk setempat.


Dengan demikian, potensi wisata di NTT tidak hanya menjanjikan prospek ekonomi yang cerah, tetapi juga memainkan peran penting dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.


Upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui sektor kelautan memerlukan dukungan infrastruktur, teknologi, dan kebijakan yang tepat untuk mengatasi berbagai kendala yang ada.


Masih Mengalami Keterbatasan


Keterbatasan infrastruktur seperti pelabuhan, fasilitas pengolahan ikan, dan akses pasar menjadi hambatan utama dalam memaksimalkan potensi kelautan NTT.


Banyak nelayan masih menggunakan peralatan tradisional yang tidak efisien, sehingga produktivitas dan pendapatan mereka tetap rendah.


Pembangunan infrastruktur yang memadai sangat diperlukan untuk mendukung aktivitas perikanan yang lebih efisien dan produktif.


Selain itu, keterbatasan pengetahuan dan keterampilan nelayan dalam menggunakan teknologi modern untuk penangkapan ikan dan pengolahan hasil laut juga menjadi penghambat.


Dari itu pelatihan dan pendidikan dalam teknologi perikanan sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil tangkapan.


Program-program pelatihan ini harus diselenggarakan secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa nelayan dapat terus mengadopsi teknologi dan praktik terbaru dalam industri perikanan.


Masih banyak masyarakat masih bergantung pada pertanian lahan kering yang kurang produktif, dan sering mengalami masalah kekeringan.


Kurangnya akses dan pengetahuan mengenai potensi laut serta kebiasaan sosial-ekonomi yang telah berlangsung lama membuat masyarakat enggan beralih ke sektor kelautan, meskipun potensi ekonominya jauh lebih besar.


Maka untuk mengatasi ini, diperlukan upaya untuk mengubah pola pikir masyarakat melalui edukasi dan kampanye yang menggugah kesadaran akan potensi ekonomi dari laut.


Selain edukasi, pemerintah dan pihak terkait perlu menyediakan insentif dan dukungan finansial bagi masyarakat yang ingin beralih ke sektor perikanan dan kelautan.


Ini bisa berupa bantuan modal, subsidi peralatan modern, atau kemudahan akses kredit. Dengan demikian, masyarakat akan lebih termotivasi untuk memanfaatkan potensi kelautan yang ada.


Memperkuat Kerja Sama Semua Pihak


Dari itu pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk membangun infrastruktur yang mendukung sektor perikanan dan kelautan, seperti pelabuhan, cold storage, dan fasilitas pengolahan hasil laut.


Infrastruktur yang memadai akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas nelayan, serta memastikan hasil tangkapan dapat diolah dan disimpan dengan baik sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.


Selain itu, program pelatihan bagi nelayan dalam teknik penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan efisien serta pengolahan hasil laut perlu digalakkan. Pendidikan kelautan di sekolah-sekolah juga perlu diperkenalkan untuk membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan potensi kelautan daerah mereka.


Langkah ini akan membantu menciptakan sumber daya manusia yang siap memanfaatkan kekayaan laut secara berkelanjutan. Sehingga implementasi praktik penangkapan ikan yang berkelanjutan dan pengolahan sumber daya perikanan agar tetap produktif di masa depan, bisa terealisasi.


Praktik ini termasuk menghindari penggunaan alat tangkap yang merusak dan memastikan bahwa penangkapan ikan dilakukan dalam batas-batas yang tidak mengancam populasi ikan.


Investasi dalam pengembangan wisata bahari juga dapat membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat.


Promosi wisata yang efektif dan pembangunan infrastruktur pendukung pariwisata, seperti penginapan, fasilitas transportasi, dan atraksi wisata, perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan domestik dan internasional.

Diversifikasi ekonomi menjadi semakin penting dalam konteks globalisasi dan perubahan iklim yang semakin kompleks. Wilayah pesisir seperti NTT rentan terhadap perubahan iklim dan perubahan ekonomi global, sehingga memiliki portofolio ekonomi yang beragam menjadi kunci dalam meningkatkan ketahanan ekonomi.


Selain memberikan manfaat ekonomi, diversifikasi ekonomi berbasis laut juga dapat berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.


Praktik budidaya ikan dan rumput laut yang berkelanjutan, serta pengelolaan yang bijaksana terhadap industri pengolahan hasil laut, dapat membantu menjaga keberlanjutan ekosistem laut dan mempertahankan keseimbangan ekologis.


Untuk mencapai diversifikasi ekonomi yang sukses, diperlukan dukungan pemerintah dan infrastruktur yang memadai. Investasi dalam pelatihan keterampilan, fasilitas penelitian dan pengembangan, serta promosi pasar untuk produk-produk berbasis laut sangat penting.


Dengan dukungan yang tepat, diversifikasi ekonomi berbasis laut dapat menjadi pilar utama dalam membangun masa depan yang lebih baik bagi masyarakat pesisir NTT.

Sumber: Pos Kupang

×
Berita Terbaru Update